JAVAFX – Berikut ini adalah 7 (tujuh) hal penting yang perlu diketahui sebelum melakukan transaksi pada hari Senin, (10/06/2019) :
- Presiden A.S. Donald Trump mengumumkan kesepakatan dengan Meksiko untuk menahan tarif 5% atas barang-barang Meksiko yang sedianya akan mulai berlaku pada hari ini. Sebelumnya, Trump mengancam akan memberikan kenaikan tarif pada barang dari Meksiko jika negara itu tidak bekerja lebih keras untuk menghentikan imigran illegal yang menyeberang ke AS. Trump mengatakan dia kini memiliki “kepercayaan penuh” bahwa Meksiko akan lebih kooperatif. Pun demikian, masih ada beberapa rindian dari perjanjian tersebut yang belum dirilis, termasuk apakah Meksiko telah berjanji untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS atau meningkatkan pengawasan perbatasan di bagian selatan dengan Guatemala juga. Trump tetap mengindikasikan bahwa penerapan tarif akan berlaku jika kerja sama tidak berjalan sesuai rencana.
- Bursa saham global merayakan kesepakatan AS – Meksiko karena pasar memuji keputusan Trump untuk menangguhkan tarif atas barang-barang Meksiko. Meskipun AS tetap terkunci dalam sengketa perdagangan dengan China, kesepakatan dengan Meksiko memberikan napas lega bagi pasar yang khawatir bahwa taktik perdagangan agresif Trump dapat mengakibatkan resesi global. Bursa saham AS sendiri diakhir pekan berakhir naik 1% lebih tinggi meski laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan mendorong harapan The Fed akan menurunkan suku bunga tahun ini.
- Ketidakpastian dalam kesepakatan perdagangan AS – China hingga akhir Juni. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan kepada CNBC bahwa Trump akan memutuskan apakah tarif lebih lanjut untuk China sesuai setelah pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di KTT G20 yang dijadwalkan akan dilakukan pada akhir bulan ini. Mnuchin menyatakan bahwa presiden “sangat bahagia” untuk memukul Beijing dengan tarif baru jika pertemuan itu tidak berjalan dengan baik. Para pemimpin keuangan G20 yang bertemu di akhir pekan kemarin telah memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan dan geopolitik adalah risiko terbesar terhadap stabilisasi pertumbuhan global.
- Data Ekspor China yang dirilis pada akhir pekan menunjukkan bahwa ekspor China secara tak terduga kembali naik, meskipun analis menduga bahwa para produsen ini mungkin telah meningkatkan pengiriman guna menghindari putaran terakhir tarif AS pada $ 300 miliar barang China. Namun impor Cina mencatat penurunan terbesar mereka dalam hampir tiga tahun, sehingga memberikan tanda lain akan adanya potensi pelemahan permintaan domestik.
- Harga minyak naik atas kesepakatan perjanjian Arab Saudi dengan Rusia. Kedua negara sepakat memperpanjang tindakan koordinasi untuk menyeimbangkan pasar, disaar ada penurunan aktivitas pengeboran AS dan kesepakatan antara AS dan Meksiko melebihi kekhawatiran atas ekonomi global. Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan hampir mencapai kesepakatan untuk memperpanjang perjanjian pemangkasan produksi antara OPEC dan sekutu non-anggota yang dipimpin oleh Rusia, sementara mitra Rusia Alexander Novak mengatakan mereka telah sepakat untuk mengambil tindakan terkoordinasi. Keputusan Trump untuk membatalkan tarif barang-barang Meksiko juga berfungsi untuk mengurangi kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan yang mengancam akan menggelincirkan ekonomi dengan dampak negatif pada permintaan minyak. Data Baker Hughes yang dirilis pada hari Jumat juga menunjukkan bahwa jumlah rig yang bekerja di A.S., yang dianggap sebagai indikator output di masa depan, turun ke level terendah sejak Februari 2018 pada minggu sebelumnya.
- Harga Emas dalam perdagangan komoditi diakhir pekan juga berakhir naik, setelah melonjak ke level tertinggi sejak April 2018. Dorongan kenaikan pelambatan tajam dalam lapangan kerja AS yang mengirim Dolar AS jatuh tajam sehingga muncul ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini. Disisi lain, kenaikan juga didapat dari naiknya ekskalasi kekhawatiran pasar bahwa perang perdagangan AS dengan Meksiko dan China yang dianggap bisa memperlambat ekonomi global.
- Sementara dalam perdagangan mata uang, Dolar AS terkoreksi akibat data ekonomi AS yang lemah tersebut, bahkan ke posisi terendah sejak 26 Maret. Jatuhnya nilai tukar Greenback terjadi setelah Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa pertumbuhan pekerjaan disektor non pertanian turun tajam pada bulan Mei. Disisi lain, terjadi kenaikan upah pekerja yang besarnya kurang dari yang diharapkan pelaku pasar. Dengan perlambatan ini, akan menjadi alasan kuat bagi Bank Sentral AS, The Federal Reserve untuk alih-alih mempertahankan suku bunga rendah saat ini, namun justru memangkasnya kembali. Pasar bahkan kini mulai meyakini bahwa setidaknya The Fed akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini. Hal ini membuat Indek Dolar AS melemah 1,14% pada minggu lalu. (WK)