JAVAFX – Berikut ini merupakan 7 (Tujuh) hal penting yang perlu diketahui sebelum melakukan transaksi pada Rabu (09/10/2019) :
- Pemerintahan Trump membuat daftar hitam atas 28 perusahaan China, termasuk firma buatan intelijen, karena dugaan peran mereka dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Uighur. AS akan memberlakukan larangan visa pada pejabat Cina yang terlibat dalam masalah Muslim di wilayah Xinjiang, Cina. Bloomberg juga melaporkan pemerintahan Trump sedang bergerak maju dengan diskusi seputar kemungkinan pembatasan aliran modal ke China, dimana fokus khusus pada investasi yang dilakukan oleh dana pensiun pemerintah A.S.
- Seorang diplomat Cina mengatakan kepada Reuters bahwa Cina menginginkan kesepakatan, tetapi itu tidak bisa menjadi “permainan zero-sum”. Sebagaimana dilaporkan oleh South China Morning Post bahwa Liu He tidak akan mewakili pemerintahnya sebagai “utusan khusus” selama minggu ini dan bahwa delegasi akan mempersingkat masa tinggalnya. Orang Cina akan meninggalkan Amerika Serikat pada 11 Oktober daripada 12 Oktober.
- Jerome Powell yang mengatakan bank sentral percaya ekspansi ekonomi saat ini dapat dipertahankan. Powell menambahkan bahwa Fed berniat untuk memperluas neraca keuangannya dengan membeli surat utang pemerintah jangka pendek AS dengan imbalan cadangan bank, dalam upaya untuk memadamkan tekanan baru-baru ini di pasar untuk pinjaman bank-ke-bank semalam. Powell mengatakan langkah ini “tidak boleh dibingungkan” dengan program pembelian aset berskala besar, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (Quantitative easing), yang ditujukan untuk menurunkan suku bunga jangka panjang, tetapi para investor tampaknya melihatnya sebagai mendukung harga ekuitas.
- Bursa saham AS jatuh setelah serangkaian berita utama meningkatkan keraguan bahwa pembicaraan perdagangan AS-China yang akan dimulai Kamis besok akan berhasil. Hubungan antara China dan AS terus memburuk, harapan untuk kemajuan pada pertemuan para negosiator puncak di Washington pada Kamis malam menjatuhkan aset berisiko. Indek Dow Jones mundur 313,98 poin, atau 1,2%, menjadi 26.164,04, sementara indeks S&P 500 turun 45,73 poin, atau 1,6%, menjadi 2.893,06. Indek Nasdaq mundur 132,52 poin, atau 1,7%, menjadi berakhir pada 7.865. Dalam perdagangan Asia, Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,3% menjadi 25.893,40, dan Nikkei 225 Jepang, naik 1%. Sementara dalam perdagangan di bursa saham Eropa, Indek saham Eropa melayang lebih rendah dimana Indek Stoxx Europe 600 menurun 1,1%.
- Aliran safe-haven mendukung dolar AS menguat, bersamaan dengan pernyataan Jerome Powell, yang ditafsirkan sebagai menyarankan penurunan suku bunga lebih lanjut pada Oktober bukan kesepakatan yang dilakukan. Indek Dolar AS melunak di 99,126, sementara itu turun sedikit terhadap dolar Australia dan Selandia Baru yang terpapar perdagangan. Aussie diperdagangkan pada $ 0,6731 dan kiwi pada $ 0,6304. Yen sebagai mata uang safe haven mendapat dorongan naik. USDJPY berada di 107,00 yen. Euro stabil di $ 1,0957 karena kegelisahan Brexit menghentikan pemulihan bertahap dari level terendah 2-1 / 2-tahun minggu lalu. Mata uang China, Yuan menjadi mata uang yang paling sensitif ditengah rencana perundingan AS – China minggu ini. USDCNH telah turun ke level terendah satu bulan semalam dan stabil di dekat level itu di 7.1600 per dolar dalam perdagangan di luar negeri.
- Sementara dalam perdagangan komoditi, harga emas menyerahkan kenaikan sebelumnya dan berakhir lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut. Harga emas tertekan oleh penguatan dolar, sehari menjelang rilis risalah pertemuan Federal Reserve bulan lalu. Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember turun 50 sen untuk diperdagangkan pada $ 1,503,90 per ounce di Comex setelah menetap di $ 1,504,40 pada hari Senin.
- Harga minyak bergerak lebih rendah dimana para pialang mengawasi perkembangan menjelang pembicaraan perdagangan AS – China yang dijadwalkan akhir pekan ini. Hasil pembicaraan ini dapat membentuk ekspektasi seputar permintaan minyak mentah. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November turun 12 sen menjadi berakhir pada $ 52,62 per barel di New York Mercantile Exchange.(WK)