5 Faktor Pengaruhi Ekonomi dan Pasar Saham Hong Kong

0
108

JAVAFX – Tragedi protes yang terjadi selama ini di Hong Kong telah berlangsung lebih dari enam bulan dan hanya mereda dalam beberapa saat kemudian menegang kembali.

Hong Kong yang merupakan bekas koloni Inggris yang kembali ke pemerintahan Tiongkok pada tahun 1997 adalah pusat keuangan dan bisnis global yang menghubungkan Tiongkok dan dunia.

Protes yang terjadi di kota itu pada awalnya dipicu oleh usulan perubahan undang-undang yang memungkinkan ekstradisi ke daratan Cina. Kemudian mereka berubah menjadi demonstrasi anti-pemerintah yang lebih luas yang mencakup tuntutan seperti demokrasi yang lebih besar dan hak pilih universal dan terkadang juga melibatkan bentrokan keras antara pengunjuk rasa dan polisi.

Berikut adalah lima bagan untuk menunjukkan bagaimana protes telah mempengaruhi ekonomi dan pasar saham Hong Kong.

Hong Kong dalam resesi – Protes yang terjadi sama dengan ketidakpastian seperti perang perdagangan antara Amerika Serikat dan China, sehingga mengirim ekonomi Hong Kong ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade. Itu merupakan situasi yang sangat buruk bagi kota tersebut

Penjualan ritel menurun – Salah satu pendorong utama penurunan ekonomi di Hong Kong adalah penurunan tajam dalam penjualan ritel. Konsumsi swasta menyumbang sekitar 65% dari PDB kota.

Konsumen Hong Kong telah berhati-hati tentang pengeluaran karena prospek ekonomi global berubah suram di awal tahun. Tetapi protes membuat konsumen menahan pengeluaran lebih banyak lagi dan memperburuk penurunan penjualan ritel kota.

Turunnya pariwisata – Turunnya kedatangan turis ke Hong Kong telah menambah masalah ekonomi kota. Pengunjung dari daratan Tiongkok, yang menyumbang hampir 80% turis di Hong Kong, kini turun sekitar 4,45% pada periode Januari hingga Oktober tahun ini dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Persediaan naik pada 2019 – Meskipun ada tekanan pada ekonomi, indeks saham acuan Hong Kong (Indeks Hang Seng) naik diujung akhir tahun 2019 ini, berbanding terbalik pada awal perdagangan bulan Januari lalu.

Itu karena investor masih melihat pasar saham Hong Kong sebagai salah satu cara untuk memasuki Cina yaitu dengan membeli dan menjual aset ke Cina. Selalu ada peluang untuk memasuki Cina melalui Hong Kong dan itu tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Pasar teratas untuk listing – Hong Kong tampaknya akan mempertahankan posisinya sebagai pasar teratas untuk daftar saham baru secara global. Itu terutama berkat daftar raksasa kedua oleh raksasa teknologi China, Alibaba dan penawaran umum perdana oleh pabrik bir Budweiser di Asia Pasifik, yang membantu kota ini melampaui bursa saham saingan di AS dan China daratan.